Selasa, 26 Maret 2019

Pemasangan Kabel UTP Cross-Over

     I.        Judul
Pemasangan Kabel UTP Cross-Over

   II.        Teori Dasar
Kabel merupakan perangkat yang digunakan sebagai jalur yang menghubungkan antara perangkat satu dengan perangkat yang lain . Karena jenis kabel UTP yang sering digunakan dalam membuat sebuah jaringan,maka pengkabelan UTP yang akan kita pelajari.
Kabel UTP merupakan kabel yang sering dipakai dalam membuat sebuah jaringan computer . Kabel UTP  digunakan sebagai media penghubung antar computer dan peralatan jaringan yang lain (Hu b atau Switch). Sesuai namanya Unshielded Twisted Pair berarti kabel pasangan berpilin/terbelit (twisted pair) tanpa pelindung (unshielded). Fungsi lilitan ini adalah sebagai eleminasi terhadap induksi dan kebocoran. Terdapat beberapa jenis kategori kabel UTP ini yang menunjukkan kualitas, jumlah kerapatan lilitan pairnya, semakin tinggi katagorinya semakin rapat lilitannya dan parameter lainnya.

Crross-Over
Tipe pengabelan Cross-Over digunakan untuk menghubungkan antara PC (Personal Computer ) dengan PC PC (Personal Computer ) atau menghubungkan HUB dengan HUB. Pengkabelan tipe Cross urutan warna kabel yang terpasang pada konektor RJ45 pada ujung  yang satu tidak sama dengan urutan warna pada ujung yang lain.
Kabel Cross-Over merupakan kabel yang memiliki susunan berbeda antara ujung satu dengan ujung lainnya. Kabel cross digunakan untuk menghubungkan dua device yang sama. Untuk membuat kabel crossover dapat dilakukan dengan cara, kedua sisi Ujung (sisi A dan sisi B) kabel memiliki pengaturan kawat dengan mengikuti warna yang berbeda.

                       

Penggunaan Kabel UTP Cross-Over : 
a)  Menghubungkan dua buah komputer secara langsung.
b) Menghubungkan dua buah HUB/switch menggunakan port biasa diantara kedua HUB/switch.
c)  Menghubungkan komputer ke port uplink switch.
d)  Menghubungkan port LAN router ke port biasa di HUB/switch
III.        Alat dan Bahan
1.      Kabel UTP
2.      Crimping tool
3.      Konektor RJ45
4.      Cable Terter


  IV.        Langkah Kerja
1.      Siapkan peralatan yang dibutuhkan Kabel UTP,Konektor RJ45,Crimpig tool,dan Cable tester.
2.   Kupas bagian luar kabel UTP (pembungkus kabel keci warna warni) kira-kira sepanjan 2-3 cm dengan menggunakan pengelupas kabel yang ada pada crimping tool ( pada bagian seperti dua buah silet yang saling berhadapan).

3.   Pisahkan dan kelompokkan empat pasang kabel yang ada dan uraikan pasangan-pasangan kabel tersebut.






4.     Susun kabel sesuai dengan urutan warna kabel cross :
1.PO – 3.PH ,2.O – 6.H , 3.PH – 1.PO , 4.B – 4.B , 5.PB – 5.PB ,6.H – 2.O , 7.PC – 7.PC , 8.C – 8.C
5.      Rapikan susunan kabel ,dan potong ujung kabel yang tidak rata dengan pemotongan kabel yang ada pada crimping tool (bagian yang memiliki satu buah pisau).Pastikan jarak antara pembungkus kabel sampai ujung kabel masuk pada konektor RJ45.
6.       Masukkan kabel ke konektor RJ45 sampai ujung-ujung kabel terlihat dibagian depan konektor RJ45.
7.    Setelah yakin kabel sudah masuk dengan baik ke konektor,masukkan kabel berkonektor RJ45 ke crimping tool untuk dipress. Saat saat konektor didalam crimping tool pastikan kembali kabel sudah sepenuhnya menyentuh bagian depan konektor  dengan mendorong kabel ke dalam RJ45 . Pastikan juga sebaian pembungkus kabel masuk juga kedalam konektor RJ45.
8.  Tekan crimping tool supaya semua pin pada konektor  RJ45 masuk danmenembus pelindung kabel-kabel kecil . Jika dalam menekan crimping tool kurang kuat , maka kemungkinan kabel tidak tersobek oleh pin RJ45 sehingga kabel tersebut tidak konek. Dan apabila pembungkus luar kabel tidak masuk ke dalam konektor RJ45 , apabila kabel tersebut sering mengalam pergerakan , maka posisi kabel akan bergeser.
9.  Ulangi langkah-langkah diatas untuk jung kabel yang lain. Perhatikan susunan warna kabel.
10. Setelah kedua konektor tepasang pada kabel UTP , lakukan test pada kabel dengan menggunakan Cable Terster.


    V.        Hasil





  VI.        Analisa
Tipe pengabelan Cross-Over digunakan untuk menghubungkan antara PC (Personal Computer) dengan PC PC (Personal Computer) atau menghubungkan HUB dengan HUB. Pengkabelan tipe Cross urutan warna kabel yang terpasang pada konektor RJ45 pada ujung  yang satu tidak sama dengan urutan warna pada ujung yang lain. Jika dalam menekan crimping tool kurang kuat , maka kemungkinan kabel tidak tersobek oleh pin RJ45 sehingga kabel tersebut tidak konek. Dan apabila pembungkus luar kabel tidak masuk ke dalam konektor RJ45 , apabila kabel tersebut sering mengalam pergerakan , maka posisi kabel akan bergeser

VII.        Kesimpulan
1.    Kabel UTP merupakan salah satu media transmisi yang paling banyak digunakan untuk membuat sebuah jaringan local (Local Area Network).
2.   Tipe pengabelan Cross-Over digunakan untuk menghubungkan antara PC (Personal Computer ) dengan PC PC (Personal Computer ) atau menghubungkan HUB dengan HUB. Pengkabelan tipe Cross urutan warna kabel yang terpasang pada konektor RJ45 pada ujung  yang satu tidak sama dengan urutan warna pada ujung yang lain.
3.    Jika dalam menekan crimping tool kurang kuat , maka kemungkinan kabel tidak tersobek oleh pin RJ45 sehingga kabel tersebut tidak konek. Dan apabila pembungkus luar kabel tidak masuk ke dalam konektor RJ45 , apabila kabel tersebut sering mengalam pergerakan , maka posisi kabel akan bergeser


VIII.        Referensi
1.   MADCOMS.2009.Membangun Sistem Jaringan Komputer.Yogyakarta : Andi Offset.
2.   Syafrizal, Melwin. 2005. Pengantar Jaringan Komputer. Yogyakarta : Andi Offset.
3.   Suryadi, Marius Tomy. 2010. Jaringan Dasar Komputer. Yogyakarta : Andi.








Minggu, 24 Maret 2019

Internet Protocol Version 4 (IPv4)



    Pada saat Sekarang ini IP yang banyak digunakan ada IP Versi 4. IPv4 atau disebut juga sebagai IP address adalah sebuah alamt unik yang menjadi sebagai penanda dari komputer dan perangkat jaringan. Agar sebuah komputer dan perangkat jarigan lainnya dapat berkomunikasi dibutuhkanlah sebuah alamat yang menjadi pengenal/identitas dari perangkat tersebut.
            IP address adalah sekumpulan bilangan biner yang terdiri dari 32 bit, yang mana terbagi atas 4 segmen dan masing-masing segmen terdiri dari 8 bit. Setiap komputer tidak boleh memiliki IP address yang sama, kenapa tidak boleh? Jika terdapat dua buah komputer yang memiliki IP address yang sama , maka akan muncul “IP Confict” sehingga tidak dapat terjadi komunikasi antar komputer tersebut.
            Sesuai dengan yang diatas, bahwa IP address adalah sekumpulan bilangan biner, nah untuk mempermudah manusia memahami angka-angka tersebut dan dari segi penulisannya lebih efisien, maka IP address direpresentasikan kedalam bilangan decimal yang dipisahkan dengan tanda titik atau disebut juga dengan dotted-decimal forma. Apabila dikonversikan ke bilangan decimal berarti nilai yang mungkin antara 0 hingga 255. Berikut ini adalah contoh IP address :
           
11000000          10101000          00001010          00001010

Jika dikonversikan ke bilangan decimal menjadi :
           
192.168.10.10

Jangkauan alamat (range address) yang bisa digunakan adalah dari
           
            00000000          00000000          00000000          00000000 atau 0.0.0.0
Sampai dengan
            11111111          11111111          11111111          11111111 atau 255.255.255.255

Jadi jaringan TCP/IP (transfer control protocol/Internet Protocol) dengan 32 bit address mampu menampung sebayak lebih dari 4 Milyar lebih (4.228.250.625) host. Namun ada beberapa IP address yang digunakan untuk keperluan khusus seperti :
·         Network Address
·         Broadcast address
·         Netmask Address
·         Multicast Address
·         Loopback (localhost) address
·         Default route address

Ada beberapa IP address yang tidak bisa digunakan untuk host-host internet. IP address ini hanya bisa digunakan pada LAN saja, maksudnya disini ip tersebut hanya bisa diakses di area itu saja, dan tidak bisa dikases diluar area LAN yang dibuat. Namun ada juga IP address yang lain, yaitu Namanya adalah IP public jadi Apalila kita ingin melakukan remoter terhadap server kita, dari jarak jauh, maka kita bisa melakukannya dengan IP public tersebut, kita bisa melakukan konfigurasi dari jarak jauh dengan IP tersebut, untuk mendapatkan IP tersebut kita harus membelinya ke ISP(Internet Service Provider) atau penyedia layanan internet). Berikut ini adalah daftar IP address private :

Tabel 1. 1 Private IP address
Kelas
Range
A
10.0.0.0 s.d .10.255.255.255
B
172.16.0.0 s.d. 172.31.255.255
C
192.168.0.0 s.d. 192.168.255.255

IP address dipisahkan oleh 2 bagian yaitu Network ID dan Host id, :
·         Network ID, Bagian-bagian network (bit-biat network/network bit)
·         Host ID, Bagian HOST (bit-bit host/host bit)

Tabel 1. 2 Ilustrasi IP address (32 bit)
Network ID
Host ID

            Bit-bit network berperan sebagai identifikai network. Pada jaringan TCP/IP, perbedaan antar network tidak ditentukan dari jenis topologi. ,media fisik jairngan, luas area, jenis system operasi, aplikasi dan sebagainya.  Sedangkan bit host berperan dalam identifikasi host pada suatu network. Jadi seluruh host yang tersambung dalam jaringan yang sama memiliki bit network tidak selalu tetap, sangat tergantung lepada kelas network dan kondisi lain seperti Subnetting.

A.    Kelas IP Address
Untuk memudahkan pengaturan IP address seluruh komputer pengguna jaringan internet, dibentuklah suatu badan yang mengatur pembagian IP address. Badan tersebut bernama InterNIC (Internet Network Information Center). InterNIC membagi-bagi IP Address menjadi beberapa kelas, yaitu:

1.     Kelas A
IP address kelas A memiliki struktur :

Tabel 1. 3 Kelas Network A
0-127
0-255
0-255
0-255
0nnnnnnn
Hhhhhhhh
Hhhhhhhh
hhhhhhhh
Bit-bit network                                                   Bit-bit Host

Jika bit pertama dari IP address adalah 0 maka IP address termasuk dalam network kelas A. Bit ini dan 7 bit berikutnya (8 bit pertama) merupakan bit-bit network (network bit) dan boleh bernilai beberapa saja (kombinasi angka 1 dan 0), sedangkan 24 bit terakhir merupakan bit host.
Yang perlu sekali lagi kita pahami bahwa IP address harus dikonversikan terlebih dahulu dari bentuk biner ke bentuk decimal. Dengan demikian, hanya ada 128 network kelas A, yakni dari 0.xxx.xxx.xxx sampai 127.xxx.xxx.xxx. Setiap network dapat menampung lebih dari 16 juta (2563) atau sekitar 16.581.375 host (xxx adalah variable, nilainya dari 0 s.d. 255).
2.     Kelas B
IP address  kelas B memiliki struktur :

Tabel 1. 4 Kelas Network B
128-191
0-255
0-255
0-255
10nnnnnn
nnnnnnnn
hhhhhhhh
hhhhhhhh
Bit-bit Network                                                              Bit-bit Host
                                                                                                                                         
Jika 2 bit pertama dari IP address adalah 10, maka IP address termasuk dalam network kelas B. Dua bit ini dan 14 bit berikutnya (16 Bit pertama) merupakan bit network dan boleh bernilai berapa saja (kombinasi angka 1 dan 0) sedangka 16 bit terakhir merupakan bit host.
Jika bentuk biner dikonversikan ke bentuk decimal maka akan terdapat lebih dari 16 ribu network kelas B, yakni dari network 128.0.xxx.xxx hingga 191.255.xxx.xxx. Setiap network kelas B mampu menampung lebih dari 65 ribu host (2562) atau 65.536 host.

3.     Kelas C
IP address Kelas C memiliki struktur :

Tabel 1. 5 Kelas Network C
192-223
0-255
0-255
0-255
110nnnnn
nnnnnnnn
nnnnnnnn
hhhhhhhh
Bit-bit network                                                   Bit-bit Host
                                                                                                                                         
Jika 3 bit pertama dari IP address adalah 110, maka IP address termasuk dalam network kelas. Tiga bit ini dan 21 bit berikutnya (24 bit pertama) merupakan bit network dan boleh bernilai berapa saja (kombinasikan anga 1 dan 0), sedangkan 8 bit terakhir merupakan bit host.

Jika bentuk biner dikonversikan ke bentuk decimal maka akan terdapat lebih dari 2 juta network kelas C, yakni dari nomor 192.0.0.xxx hingga 223.255.255.xxx. Setiap network kelas C hanya mampu menampung sekitar 256 host.

4.     Kelas D
Selain kelas A,B dan C, ada 2 kelas lagi yang ditujukan untuk pemakaian khusus, yakni Kelas D dan Kelas E. IP address kelas D memiliki struktur :

Tabel 1. 6 Kelas Network D
1                                        Panjang bit IP address (32 bit)                                           32
1
1
1
0
Multicast

Jika 4 bit pertama adalah 1110, maka IP address termasuk dalam kelas D. IP Address kelas D digunakan untuk multicast address, yakni sejumlah komputer yang memakai bersama suatu aplikasi (bedakan dengan pengertian network address yang mengacu kepada sejumlah komputer yang memakai bersama suatu network).
Salah satu penggunaan multicast address yang sedang berkembang saat ini di internet adalah aplikasi real-time video conference yang melibatkan lebih dari dua host (multipoint), menggunakan Multicast Backbone (MBone). Pada IP address kelas D tidak dikenal bit-bit network dan host.

5.     Kelas E
Kelas yang terakhir adalah kelas E. IP address kelas E masih bersifat percobaan. Jika 4 bit pertama adalah 1111 (atau bisa dari seluruh kelas) maka IP address termasuk dalam kategori kelas E. Pemakaian IP address kelas E dicadangkan untuk kegiatan eksperimental.

Tabel 1. 7 Kelas Network E
1                                        Panjang bit IP address (32 bit)                                          32
1
1
1
1


B.    Network Address
Kita sudah melihat bahwa IP address kelas A,B dan C selalu dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu network dan host. Dalam praktiknya, sebuah host tidak pernah berdiri sendiri namun memerlukan sebuah host lain dan bergabung membentuk sebuah network. Setiap network yang tergabung di internet haruslah memiliki ID yang unik, yang disebut alamat network atau network address.

Beberapa hal tentang network address :
1.     Network address dapat menyederhanakan proses routing di internet. Router cukup melihat network address untuk menentukan ke router mana suatu datagram harus dikirimkan. Selanjutnya, datagram akan diteruskan oleh router jaringan local ke host tujuan.
2.     Digunakan untuk mengenali suatu network pada jaringan internet.

Network address didapat dengan membuat seluruh bit host menjadi 0. Pada ip kelas C Panjang bit network 24 bit dan bit hostnya 8 bit. Misalkan untuk host dengan IP kelas C, contoh, 192.168.1.1/24, maka network address dari host ini adalah 192.168.1.0

Proses pembentukan network address dapat dijelaskan sebagai berikut :
Mula-mula ubahlah IP address kebentuk biner. Jika kita menggunakan windows, proses konversi dapat dilakukan segmen demi segmen menggunakan kalkulator yang disertakan windows. Klik Start → All programs → Accessories → Calculator. Aturlah agar Calculator berada pada mode Scientific, klik view → Scientific

Mula-mula kita akan meng-konversi 192 ke bentuk biner. Pastikan opsi Dec dan degress dalam keadaan aktif (on). Kemudian ketikkan angka 192. Proses konversi dapat dilakukan dengan mengklik opsi Bin. Hasilnya menjadi 11000000. Copy-lah dengan klik Edit → Copy atau catat pada kertas.


Gambar 1. 1 Menggunakan Calculator untuk konversi bilangan desimal menjadi bilangan biner

Lakukan proses serupa untuk segmen IP address yang lain (168.1.1). perhatikan, pada saat mengkonversi angka 1 dan 1 akan dihasilkan jumlah bit kurang dari 8. Hal ini tidak menjadi masalah, tambahkan saja angka 0 dibagian depan (sebelah kiri), sehingga jumlah keseluruhan bit menjadi 8 buah. Setelah konversi dilakukan hasilnya sebagai berikut :
192                   .           168                   .           1                      .              1
11000000                  10101000                         00000001                      00000001

Selanjutnya ikuti aturan pembagian Panjang network bit dan host bit. Sesuai dengan masing-masing kelas. IP address yang kita gunakan adalah kelas C. maka bit network 24 bit dan bit host 8 bit. Kemudian, ubahlah semua bit host menjadi 0, sehingga bentuk binernya menjadi sebagai berikut :

11000000                  10101000                         00000001                      00000001
                                                                        ↓  
            11000000                  10101000                         00000001                      00000000
                                                                       
                 192              .               168               .                1                 .                0

Jika bilangan biner terakhir diubah kembali ke bentuk decimal (gunakan saja calculator) untuk mepersingkat waktu konversi, maka hasilnya adalah 192.168.1.0. inilah network address dari IP address 192.168.1.1.
Analogi yang baik untuk menjelaskan Network address adalah dalam pengolahan surat pada kantor pos. Petugas penyortir pada kantor pos cukup melihat kota pada alamat surat (tidak perlu membaca seluruh alamat) untuk menentukan jalur mana yang harus ditempuh surat tersebut. Pekerjaan Routing surat-surat menjadi lebih cepat. Demikian juga halnya dengan Router di internet pada saat melakukan Routing atas paket-paket data.


A.    Broadcast Address
Broadcast address adalah IP address khusus yang digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host pada suatu network. Pemakaian bandwidth akan meningkat dan beban kerja host pengirim bertambah, padahal isi paket-paket tersebut sama. Oleh karena itu, dibuat konsep broadcast address. Host cukup mengirim ke alamat broadcast, maka seluruh host yang ada pada network akan menerima paket tersebut. Konsekuensinya, seluruh host pada network yang sama harus memiliki address broadcast yang sama dan address tersebut tidak boleh digunakan sebagai IP address untuk host tertentu.
Setiap host memiliki 2 address untuk menerima paket: pertama adalah IP Address-nya bersifat unik dan kedua adalah broadcast address pada network tempat host tersebut berada.
Broadcast address diperoleh dengan membuat bit-bit host menjadi 1. Hal ini berkebalikan dengan network address, dimana seluruh bit host menjadi 0. Sebagai contoh, untuk host dengan IP address 192.168.1.1/24, broadcast address-nya adalah 192.168.1.255. proses konversi dapat diilustrasikan sebagai berikut :

    192               .               168               .                1                 .                           1
11000000                  10101000                         00000001                                  00000001
                                                            ↓  
11000000                  10101000                         00000001                                  11111111
                                                           
     192              .               168               .                1                 .                            255

B.    Unicast Address
IP address kelas A, B dan C adalah IP address  yang digunakan untuk komunikasi antar host. IP address tersebut hanya digunakan oleh sebuah host saja. Namun ketika sebuah datagram dikirim ke host yang menggunakan IP address kelas A, B dan C maka datagram tersebut tidak akan diduplikasi. IP address yang hanya memiliki satu host tujuan disebut IP address unicast atau  unicast address.

C.    Multicast Address
Broadcast addres dapat digunakan untuk pengiriman datagram satu kali dan diterima oleh seluruh host yang ada pada network yang sama. Apabila host-host berada pada network yang berbeda-beda maka broadcast address tidak dapat digunakan. Disinilah multicast address akan bermanfaat.
Host-host yang berbeda network dapat bergabung menjadi sebuah group dengan menggunakan multicast address yang sama. Apabila sebuah datagram dikirim ke multicast address maka semua komputer dalam satu group akan menerima datagram tersebut, sedangkan host lain tidak akan terpengaruh.

D.    Netmask Address
Merupakan IP address khusus yang digunakan untuk menentukan “pembagian” Panjang bit network dengan bit host. Netmask juga digunakan untuk mencari network addres. Mengapa harus menentukan Panjang bit network menggunaka netmask? Bagaimana mencari network addres menggunakan netmask?
Pertanyaan pertama, komputer pada dasarnya “bodoh”, kecuali jika deprogram dan diberitahu secara detail. Komputer tidak dapat mengetahui perbedaan IP address kelas A, B, dan C. sehingga tidak mengetahui Panjang bit network dan bit host dari IP address tertentu, untuk mengatasi hal tersebut maka dibuatlah netmask address.
Netmask address dibentuk dengan cara mengganti semua bit network mengganti semua bit network dengan 1 dan mengganti semua bit host dengan 0. Sebagai contoh, IP address 192.168.1.1/24 akan mengahasilkan netmask address 255.255.255.0

Sebagaimana yang telah kita ketahui bawah IPv4 terdiri dari bilangan biner yaitu sebanyak 32 bit.
Yang mana terbagi menjadi 4 oktaf. Tiap oktaf terdiri dari 8 bit biner. Jika didesimalkan maka tiap
oktaf berjumlah sebanyak 255.

Dari IP diatas yaitu 192.168.1.1/24 IP ini termasuk kelas C, yang mana struktur untuk kelas IP C
yaitu  Network ID berada pada 3 oktaf pertama dan untuk oktaf terakhir untuk Host ID.

Jika dituliskan dalam biner, struktur untuk IP kelas C :

Netmasknya adalah : 11111111.11111111.11111111.00000000
                                    255     .    255     .      255   .      0

Jika dihitung untuk /24 maka ada angka biner 1 yang berjumlah 24. Jadi 24 bit biner 1 terbagi
menjadi 3 oktaf. Sehingga tiap oktaf didapatkan bilangan desimalnya yaitu 255.


Gambar 1. 2 Memasukkan IP address dan netmask pada windows
E.    Subnetting
Subnetting disebut juga sebagai pengelamatan IP address. Subnetting adalah proses membagi atau memecah sebuah network menjadi beberapa network yang lebih kecil (Subnet-Subnet).
Subnetting akan mengakibatkan beberapa perubahan sebagai berikut :
1.     Panjang bit network bertambah dan bit host berkurang
2.     Network address berubah
3.     Netmask address berubah
4.     Broadcast address berubah
5.     Jumlah network (subnet) bertambah
6.     Jumlah host maksimal setiap subnet berkurang

Subnetting dilakukan dengan beberapa alasan :
1.     Untuk efisiensi IP addess, alokasi IP address berdasarkan pembagian kelas kurang efisien.
2.     Untuk menjembatani perbedaan topologi fisik seringkali digunakan router. Router bekerja dengan cara meneruskan paket antar network yang berbeda.
3.     Untuk memudahkan proses manajemen atau pengaturan security network.
4.     Untuk mengisolasi traffic.

Gambar 1. 3 Subnetmask untuk subnetting

Berikut ini ada sebuah contoh yang dapat kamu paham apa fungsi subnetting :

Ada sebuah sekolah yang akan membangun jaringan LAN, pada sekolah tersebut terdapat 2 ruangan labor yang akan di berikan jaringan, ruangan yang pertama yaitu Lab Jaringan dan yang kedua yaitu Lab multimedia. kedua Lab tersebut memiliki kriteri sebagai berikut :
1.     Jumlah PC yang ada pada Lab jaringan yaitu 28 unit komputer dan untuk Lab multimedia berjumlah 30 unit komputer.
2.     Buat kedua lab tersebut saling terhubung dan gunakan IP seefisien mungkin.
3.     IP internet nya yaitu 192.168.1.1/24
Buat lah topologi jaringan dan berikan IP untuk masing-masing komputer yang ada pada masing-masing labor.

Nah langkah pertama sekali adalah membuat rancangan jaringan kita. Seperti apa nantinya jaringan yang akan kita bangun agar memudahkan kita saat membangunnya secara langsung.

Kita bisa membuatnya melalui software Cisco packet tracert, Microsoft visio atau juga bisa membuat skemanya di kertas.

Gambar 1. 4 Skema Jaringan
            Keterangan :
IP internet         : 192.168.1.1/24
IP Se2/0            : 192.168.1.2/24  → Bisa menggunakan IP yang lain mulai dari 192.168.1.2-192.168.1.254
IP Fa0/0            : 192.168.2.1/27 → karena pada Lab Jaringan hanya terdapat 28 unit komputer , untuk mengefisien pemakaian ip maka kita gunaka netmask /27 denga jumlah maksimal hostnya adalah 30 host. Maka hanya ada sisa 1 ip yang tidak terpakai.
IP Fa1/0            : 192.168.2.33/27 → Karena pada Lab Multimedia hanya terdapat 26 unit komputer, maka kita masih bisa menggunakan netmask /27 lagi, dengan catatan masuk pada block subnet yang kedua pada netmask /27.

Nah dari mana kita mendapatkan IP tersebut , kenapa untuk IP Fa1/0 Tidak menggunakan IP 192.168.2.2? karena antara block subnet yang pertama pada netmask /27 sudah terpakai di Lab jaringan oleh karena itu kita tidak bisa menggunakannya lagi, apabila kita ingin menggunakan netmask yang sama maka kita harus menggunakan block subnet yang berbeda dengan lab jaringan namun tetap masih dalam jaringan yang sama.

Berikut ini ada proses subnetting :
IP 192.168.2.0/27
     11111111.11111111.11111111.11100000
      255         .     255    .    255    .     224        

Subnet  = 2x
= 23 = 8
            Host      = 2y-2
                        = 25-2
                        = 32-2 = 30 host
            Block Subnet      = 256-224
                                    = 32
            0,32,64,96,128,160,192,224

Tabel 1. 8 Subnetting
No
Subnet
Ip Range
Broadcast
1
192.168.2.0
192.168.2.1-192.168.2.30
192.168.2.31
2
192.168.2.32
192.168.2.33-192.168.2.62
192.168.2.63
3
192.168.2.64
192.168.2.65-192.168.2.94
192.168.2.95
4
192.168.2.96
192.168.2.97-192.168.2.126
192.168.2.127
5
192.168.2.128
192.168.2.129-192.168.2.158
192.168.2.159
6
192.168.2.160
192.168.2.161-192.168.2.190
192.168.2.191
7
192.168.2.192
192.168.2.193-192.168.2.222
192.168.2.223
8
192.168.2.224
192.168.2.225-192.168.2.254
192.168.2.255

            Sesuai denga jumlah Pc yang ada pada lab jaringan dan multimedia sama menggunakan kurang dari 30 IP address, maka sangat cocok apabila kita mnggunakan netmask /27 ini, dengan menggunakan netmask ini maka penggunaan ip lebih efisien dan terhindar dari pemborosan dalam pemakaian IP.

A.    IP public dan IP private
Dalam penggunaan IP address untuk mempermudah pengelolaan dalam jaringan baik jaringan WAN atau LAN, maka IP address dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu IP address yang terintegrasi di internet (IP public) dan IP address yang tidak terintegrasi dalam internet (IP private).

Referensi

  1. Kustanto, & Saputro, D. T. (2015). Belajar Jaringan Komputer berbasis Mikrotik OS. Surakarta: Gava Media.
  2. Rachman, O., & Yugianto, G. (2008). TCP/IP. Bandung: Informatika.
  3. Sofana, I. (2008). Membangun Jaringan Komputer. Bandung: Informatika.
  4. WanGReady. (2016, September 18). Cara Menghitung IP address, Subnet Mask dan Net ID. Retrieved from WanGReady: https://wangready.wordpress.com/2016/09/18/cara-menghitung-ip-address-subnet-mask-dan-net-id/
  5. Yugianto, G.-G., & Rachman, O. (2012). Router. Bandung: Informatika.


- Partner : Faizura Zadri
- Partner : Maitsa NAbila

Redis

Pengertian Redis Redis adalah penyimpanan data dalam memori sumber terbuka yang berfungsi sangat baik sebagai cache atau message broker, te...